Minggu, 23 November 2014

nonton film Islami "99 CAHAYA DI LANGIT EROPA" yuk...!

 138622919787408497

’99 Cahaya di Langit Eropa’ adalah sebuah film islami ini bisa jadi kisah inspirasi dan motivasi yang mengusung nuansa modern. Film ini kabarnya menghadirkan sensasi berbeda untuk film-film yang bergenre islami, karena selain menyikap fakta-fakta sejarah islam yang ada di luar negeri sana.
Jujur saja saya tertarik menonton film ini,……, penyebabnya adalah karena saya telah menamatkan novelnya yang dikarang oleh putri Amien Rais salah seorang politikus ternama negeri ini yang pernah mendobrak kejenuhan iklim politik diktator rejim Soeharto 15 tahun lalu.


Tak disangka, tak dinyana, putri beliau, Hanum Salsabiela Rais dibantu suaminya Rangga Almahendra adalah penulis novel berbakat. Tulisan Hanum sebagaimana dalam novel “99 Cahaya Langit Eropa” menjadi novel “Orang Indonesia Bertualang Di Eropa” ketiga yang sukses menjadi best seller lalu difilmkan. Dari novel best seller yang inspiratif itulah rasa penasaran saya akan film ini pun membuncah, sehingga bela-belain cari bioskop terdekat dari kantor,….tepat di hari pertama penayangannya di Indonesia.

Oke, kita mulai resensi filmnya ya....

Film ini dibuka dengan adegan di kota Wina, Austria yang menjadi tempat tinggal pasangan muda Rangga ( Abimana Aryasatya) dan Hanum ( Acha Septriasa) di tahun 2008.
Rangga adalah seorang mahasiswa Magister dari Indonesia yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di negerinya Mozart tersebut, dan Hanum yang saat itu adalah reporter Trans TV, mau tak mau meninggalkan pekerjaannya untuk ikut serta mendampingi sang suami kuliah di Eropa. Suami kuliah, maka istri pun jalan-jalan daripada bengong sendirian di apartemen, apalagi di negeri yang bahasa ibu nya tidak kita pahami.

Dikisahkan bahwa Hanum harus mengambil kursus bahasa Jerman yang merupakan bahasa ibu di negara Austria, agar ia dapat berkomunikasi dengan penduduk sekitar selama petualangannya hidup mendampingi suami di sana. Dari kelas kursus bahasa Jerman inilah, Hanum berkenalan dengan seorang wanita Turki bernama Fatma Pasha yang dalam film ini diperankan oleh (Raline Shah, aktris yang terkenal dengan film “5 cm”) , yang setiap berjalan-jalan dengan Hanum, hampir selalu tak lupa menjemput dari sekolah dan mengajak serta putri kecilnya Ayse ( Geccha Qeaghaventa ).

Teman-teman Rangga di kampus diperankan juga secara menarik yaitu mahasiswa Muslim dari India bernama Khan (Alex Abbad) seorang Muslim fanatik yang bahkan rela tak lulus ujian demi ikut sholat Jumat, Steffan (Nino Fernandez) seorang agnostik/atheis yang terus mencecar Rangga dengan pertanyaan logika seputar “Apakah Tuhan itu ada?”…..lalu sosok Maarja (Marissa Nasution ) yang merupakan seorang gadis cantik Eropa Timur yang “menaruh hati” dengan Rangga tak peduli bahwa Rangga tealh beristri.

Menarik di sini adalah akting Alex Abbad yang sering tampil sebagai “bajingan bejat” dalam film-film sebelumnya, terutama film Merantau nya Iko Uwais yang membuat namanya go international, pun dikenal sebagai VJ MTV yang jahil di akhir tahun 90-an. Dalm film ini tampil begitu “dingin”, begitu tenang, dan terlihat mampu memerankan seorang Muslim India yang fanatik,….kebetulan secara fisik dia memang keturunan Timur Tengah….hehehe….

Sementara dari teman-teamnnya Hanum, selain Fatma di atas, ada teman-teman Turki nya yang juga tinggal di Osterreich, yang di dalam novel sebenarnya adalah teman-teman pengajian Fatma, yaitu Latife dan Ezra. Menarik tokoh Ezra dalam film ini diperankan oleh Hanum Rais sendiri. Dan aktingya pun lumayan, sampai-sampai saya bertanya-tanya kok, gak sekalian saja si Hanum memerankan dirinya sendiri? Wajahnya pun belum terlalu jauh berbeda dengan Hanum tahun 2008 sebagaimana di novel ini.

Mungkin Rangga asli keberatan jika Hanum asli harus memerankan adegan “kecup kening” yang kerap dilakukan oleh Abimana dan Acha dalam film ini….hehehe….

Ketika pasangan ini bertualang ke Paris, mereka juga bertemu seorang tokoh menarik dan simpatik yaitu Marion Latimer yang diperankan oleh aktris Dewi Sandra dengan lumayan berkarakter. Dan jika Raline saya rasa secara fisik “kurang bule” untuk memerankan wanita Turki, maka Dewi saya rasa tampang nya “cukup bule” untuk memerankan seorang mualaf Prancis.

Udah ah.... kita tonton aja langsung yuuuk....



Semoga menginspirasi ya.... ups,,,, jangan lupa di share... hehehe..

0 komentar:

Posting Komentar