Sahabat KIM,
Pacaran, lawan kata dari jomblo....banyak sekali pro kontra yang membahas tentang ini. Ada yang mengungkapkan setuju dan ada juga yang kontra. Berbagai alasan dan bukti dipaparkan oleh masing2 kubu, baik yang pro maupun yang kontra.
Apa sih pacaran itu ?
Pacaran biasanya mulai muncul pada masa awal pubertas. Perubahan hormon dan fisik bikin kita mulai tertarik pada lawan jenis. “Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka lakukan.” (Sumber wikipedia)
Dari beberapa referensi yang ada, aku mengambil 5 Bukti pacaran itu positif berikut penjelasan dan buktinya.
1. Meningkatkan Prestasi Belajar dan Produktivitas KerjaPacaran, lawan kata dari jomblo....banyak sekali pro kontra yang membahas tentang ini. Ada yang mengungkapkan setuju dan ada juga yang kontra. Berbagai alasan dan bukti dipaparkan oleh masing2 kubu, baik yang pro maupun yang kontra.
Apa sih pacaran itu ?
Pacaran biasanya mulai muncul pada masa awal pubertas. Perubahan hormon dan fisik bikin kita mulai tertarik pada lawan jenis. “Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka lakukan.” (Sumber wikipedia)
Dari beberapa referensi yang ada, aku mengambil 5 Bukti pacaran itu positif berikut penjelasan dan buktinya.
Prestasi belajar dan produktivitas kerja meningkat biasanya karena meningkatnya semangat belajar yang naik akibat ada pacarnya yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian atau karena ingin membuktikan kepada orangtua dan orang disekitarnya, bahwa meskipun pacaran prestasi belajar dan kerjaannya tidak terganggu, bahkan meningkat.
## Hal itu bisa terjadi ketika pacarnya memang tipe orang yang bisa memberikan perhatian dan memberikan semangat pada pasangannya. Bagaimana jika pacarnya justru yang manja dan terus minta diperhatikan, atau hiper protektif, ngatur2 terus, mau ini itu dibatesin.
Bisa berbalik dia sendiri yang kewalahan dan kerepotan kan ?
Biasanya semangat akan naik terjadi pada saat hubungan pacarannya masih baik, tapi jika suatu saat terjadi masalah dengan pacarnya, kondisinya akan berbalik dan sangat mengganggu kinerjanya.
Kisah nyata : Seorang siswi bercerita bahwa saat dia duduk di bangku SD dan SMP nya dia selalu diajarkan oleh ayah dan ibunya agama bahkan ibunya menyekolahkan anaknya di sekolah bernuansa religius atau Islami. Namun saat dia mulai duduk dibangku SMA dia mulai berubah ada seorang cowok ganteng yang sempat menyukai dia dan akhirnya siswi inipun tertarik untuk menyintainya dan menjadi pacarnya. Namun tak di sangka siswi yang tadinya selalu rangking atau juara dalam belajarnya akhirnya mulai menurun karena dia selalu meminta perhatian dari sang pacar dengan mulai memikirkan pakaian dan dandanan yang membuat pasangannya menarik, mulai sering membalas sms pacarnya saat sedang belajar malam di rumah. Di sekolahpun dia selalu curi-curi perhatian untuk sang pacar, padahal sebelumya dia selalu melihat-lihat buku pelajaran dan membaca-baca buku sebelum dia menerima dari gurunya. Pokoknya perbedaan siswi ini sangat menjadi 180 derajat!
2. Lebih Dewasa
Bisa lebih dewasa lagi dalam segala hal.
Contohnya : laki-laki lebih dapat mengerti keadaan perempuannya dapat lebih perhatian dan dapat lebih tahu keadaan perempuannya, laki laki itu dapat berfikir lebih dewasa lagi, menjadi tidak manja, dan tambah lebih sabar lagi dan dapat memahami perasaan orang lain.
## Kedewasaan itu bukan karena melalui proses pacaran, proses belajar dalam kehidupan, pengalaman hidup, tindak tanduk dalam bersikap dan bergaul dengan banyak orang dan lingkungan. Kadang pacaran justru mengekang kita untuk tidak bisa bergaul dengan banyak orang. Kita hanya memikirkan pacar kita saja, apalagi kalau dia hiperprotektif. Atau justru kita tidak bisa mandiri karena selalu tergantung pada pacar kita. Ini membuat kedewasaan berbalik menjauhi orang yang berpacaran !
Manusia dewasa, adalah manusia yang tahu dan sadar betul 'keberadaan-nya' di dunia ini, tahu betul fungsi sosialnya, sanggup mengendalikan pikiran, hati dan emosinya, sehingga jika seorang manusia mau di katagorikan dewasa, harus tahu betul bagaimana mengatur alur pembicaraan, bersikap yang tepat, sanggup memutuskan hal-hal dan memiliki prinsip yang menyangkut kehidupan pribadi, tahu arah mana yang harus di tempuh dalam hidup, dan sanggup beradaptasi dengan lingkungan.
3. Pergaulan Sosial Meluas
Pergaulan sosial dengan teman sebaya maupun lingkungan sosial sekitar bisa menjadi meluas, karena kita akan bergaul juga dengan teman dan lingkungan pacar kita.
## Luasnya dan bertambahnya pergaulan tidak ditentukan dengan pacaran. Justru ketika pacaran, dia akan selalu disibukkan oleh pacarnya saja kadang sampai mengabaikan lingkungan sekitarnya. Kondisi anggapan negatif pacaran masyarakat dan pacaran bertentangan dengan konsep ajaran Islam, akan menyebabkan dia akan sedikit merasa risih dan akhirnya bisa terkucilkan atau dia sendiri yang mengucilkan diri dari lingkungannya.
Kisah nyata : Ada pasangan yang sangat dekat dalam pacaran akhirnya ngak mau tau orang sekitarnya dia cuek untuk melakukan cipika-cipiki, pelukan, berduaan, khususnya dibeberapa tempat yang tidak melarang perbuatan tersebut! Padahal etika orang Indonesia sebagai orang timur tidak boleh memperlihatkan aurat kepada siapapun dan dia juga tidak boleh berbuat asusila berupa mempertontonkan kemesraan didepan umum, budaya ini sudah hilang karena adanya globalisasi dimana setiap orang sudah mulai bebas mau berbuat apa dan mau terjadi apa padanya!
4. Berkembangnya Perilaku Baru
Pada dasarnya Pacaran dapat bermakna munculnya perilaku yang positif. Pacaran bisa membantu orang mengembangkan perilaku yang positif kalau interaksi yang terbentuk bersifat positif,
Misalnya,
pacaran dengan orang yang sangat peduli sama orang lain dan penolong,
maka kita yang tadinya cuek bisa saja tertular,kita jadi dapat perduli
terhadap orang di sekitar kita.contohnya orang yang sudah tidak mampu
lagi ,kita jadi bisa dapat ikut merasakan sulitnya kehidupan di luar
.bisa jadi kita berfikir untuk menyisakan uang saku kita untuk membantu
orang yang sedang kesulitan tersebut.
## Mungkin bukti ini bisa logis, tapi bagaimana jika pacarnya punya sifat dan perilaku yang negatif ? Yang terjadi, pastilah dia akan mudah terpengaruh untuk berbuat negatif juga bukan ?
Terpengaruh pada perbuatan lelek pacarnya atau bahkan SETAN pacarnya, sehingga tak lagi memperhatikan aturan norma dan agama. Sehingga mudah melanggar hukum yang ada. Jadi fatal akibatnya !
Kisah Nyata : cerita siswa yang diberhentikan dari sekolahnya karena sudah hamil sebelum nikah ! Luar biasa kejadian ini bukan berita baru lagi, maka tidak sedikit juga para orang tua sangat takut dengan kejadian-kejadian ini akan menimpa pada dirinya! Ada juga anak remaja yang yang menghilang dari rumahnya berbulan-bulan dan beberapa bulan kemudian ditemukan ditangkap polisi karena membuang bayi yang sudah dilahirkannya di sebuah got perumahan, karena ngak mau menanggung malu telah melakukan hubungan intim dengan pacarnya! Kasus2 perkosaan yang diawali dengan kenalan di jejaring sosial atau facebook.
5. Mengenal Pasangan Sebelum Menikah agar tak menyesal nanti.
Ada tulisan seorang konsultan cinta di tweeter yang berbunyi :
- Kalo cinta nikahin dong." Yakin?
-
Syarat yang paling utama dalam menikah bukanlah cinta, melainkan kesiapan!
-
Jadi kalimat: "Kalo cinta, nikahin dong!" itu sebuah ketololan. Yang lebih tepat itu: "Kalau siap, nikahin dong!"
-
Modal menikah bukan cinta dan ayat suci agama, tapi kesiapan emosional dan finansial. Camkan baik-baik.
- Menikah karena dijodohkan atau taaruf, gak pake pacaran, gak pake cinta. Bisa saja timbul cinta, tapi bisa juga tidak.
-
Kalo akhirnya timbul cinta, ya bagus. Tapi kalo nggak? Ya mampus. Sudah banyak kasus perceraian terjadi gara-gara ini.
-
Makanya pacaran dulu sebelum menikah itu penting, malah harus kalo menurut saya. Itu proses adaptasi dan saling mengenal.
- Kalo pacaran dulu dan dia ternyata memang baik, ya tinggal menikah. Tidak rugi apapun, toh kamu juga menikmati pacarannya.
-
Kalo pacaran dulu terus ternyata banyak konflik, ya jangan nikah. Rugi waktu dan emosi, tapi lebih baik daripada bercerai.
-
Kalo langsung nikah, gak pake pacaran, terus setelahnya baru ketauan ternyata dia orangnya gak baik, gimana? Stress kan.
-
Kalo gak mau ya jangan. RT : kei gmn kl di jodohin sama orng yg mapan finansial ny tp cewe ny g cinta, apa bisa?
-
Ada contoh kasus nyata yang pernah saya temui, seorang wanita konsultasi pada saya mengenai masalah pernikahannya.
-
Mereka menikah taaruf, tanpa pacaran. Cowoknya nice guy cupu alim. Dari awal si cewek sebenernya sudah gak tertarik..
-
Tapi dia berpikir, "Ah, gpp cowok gak keren, yg penting baik dan agamanya bagus, nanti juga cinta akan tumbuh.."
-
Menikahlah si cewek tanpa rasa suka, cinta, dan mencoba kecocokan, hanya bermodalkan "yang penting agamanya bagus".
-
Tapi rasa ketertarikan itu hal yg tidak bisa dipaksakan, kamu hanya akan tertarik pada sesuatu yang memang menarik..
Memang masih banyak orang yang punya pandangan seperti itu. Gak bisa disalahin juga kali...
Pacaran sebelum menikah, tak menjamin kelanggengan pernikahan.
“Jangan pacaran lama-lama nanti keburu bosan,” begitu pesan yang seringkali kita dengar. Anggapan tersebut seakan ‘dibenarkan’ oleh hasil riset National Autonomous University of Mexico yang membuktikan bahwa perasaan cinta pada pasangan tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun.
Sensasi jatuh cinta disebabkan oleh pelepasan zat kimia di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat aliran darah lebih lancar, denyut jantung lebih stabil, perasaan lebih rileks dan bahagia. Seiring perjalanan waktu, tubuh akan kebal terhadap efek hormon tersebut. Bahkan efek itu bisa benar-benar hilang jika melewati masa 4 tahun.Bahkan, banyak sekali perceraian terjadi pada pasangan yang sebelumnya pacaran dahulu, karena landasan berumah tangga mereka tolak ukurnya hanya hawa nafsu. Dan sebaliknya, pasangan dengan proses Islami melalui ta'aruf justru langgeng sampai kakek nenek, sampai ajal memisahkannya.Pada kenyataannya, dalam masa pacaran akan selalu ditampakkan kelebihan dan kebaikannya saja. Apapun dilakukan untuk meluluhkan hati pacarnya, sehingga yang ada adalah semua keinginan pacarnya akan diturutinya. Tapi pada saat sudah menikah, tampaklah sifat2 jeleknya yang selama pacaran ditutupinya. Kecewalah dan galalulah rumah tangga mereka dan berujung perceraian.
Pacaran menurut Islam
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. [QS. Al-Israa’ (17):32]
Islam melarang pacaran bukan karena perkara si lawan jenis—atau bisa disebut calon mantan pacar—enggak punya uang banyak, enggak ganteng/cantik, enggak mapan, atau walaupun enggak mapan, banyak uang atau cakep sekali pun tetep pacaran itu dilarang dalam Islam.
Intensnya komunikasi maupun pertemuan di antara mereka, sangat berpotensi positif menjerumuskan pelakunya ke dalam zina. Mulai dari zina hati, fikiran, pandangan, hingga berbagai zina lainnya. Padahal zina besar itu dimulai dari zina2 kecil dahulu.
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya Allah telah menentukan kadar nasib setiap manusia untuk berzina yang pasti akan dikerjakan olehnya dan tidak dapat dihindari. Zina kedua mata ialah memandang, zina lisan (lidah) ialah mengucapkan, sedangkan jiwa berharap dan berkeinginan dan kemaluanlah (alat kelamin) yang akan membenarkan atau mendustakan hal itu.
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seorang laki-laki sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan.” (HR. Imam Ahmad)
Silahkan anda menilai sendiri manaa yang menurut anda baik untuk anda. Mau pacaran atau tidak....
0 komentar:
Posting Komentar