Rabu, 21 Januari 2015

Mahasiswi ini Dihujat di FB dan Berhutang 1 Milyar Karena Bikin Arisan Online



Hati - hati, Ini bisa menjadi peringatan bagi Anda yang menekuni bisnis online. Jangan hanya karena tergiur oleh keuntugan instant, anda ikut ikutan berinvestasi di tempat yang tak jelas dan akhirnya bukan untung yang didapat, tapi justru buntung. Mahasiswi ini, lewat arisan online yang didirikannya, Mega Retno Palufi harus menanggung utang hingga Rp 1 miliar.

Itu terjadi setelah bisnis investasi via dunia maya yang dikelola mahasiswi yang berdomisili di Dusun Gambiran, Madigondo, Takeran, tersebut berantakan dan bangkrut.

Kedua orang tua Mega, Sarjono dan Murtini, pun shock berat atas pemberitaan dan berbagai gunjingan yang tersebar di masyarakat sekitar. ”Pak Sarjono masih belum bisa dimintai keterangan karena shock,” ucap Andik Budianto, kepala desa setempat, Rabu (21/1).

Bukan hanya Mega dan keluarganya yang dikejar-kejar pemilik modal. Warga pun ikut risi dan merasa terganggu oleh hilir mudik orang tak dikenal yang mencari Mega. ”Desa ini (Madigondo, Red) terkenal karena ada penipuan. Ini jelas membuat malu,” cetus salah seorang warga.

Kronologi awal adalah ketika dalam akun Facebook-nya, Mega membuat arisan online. Member yang bergabung dijanjikan akan mendapat keuntungan 200 persen dalam 21 hari kerja. Namun, arisan itu tak berjalan seperti yang diharapkan. dan Mega sendiri sempat mengaku tak sepenuhnya mengerti sistem arisan tersebut sehingga akhirnya berantakan dan bangkrut.

Andik menjelaskan, sejak berita itu merebak di masyarakat, Sarjono yang juga sambong desa lebih tertutup. Pihaknya memberi Sarjono kesempatan untuk menenangkan diri beberapa hari atas persoalan yang dihadapi anaknya. Namun, Andik akan mendesak Sarjono dan Mega memberikan klarifikasi atas pemberitaan tersebut. Jika terus menghindar, justru pihak Mega sendiri yang akan rugi.

”Kami konfirmasi ke orang tuanya juga masih tidak dapat keterangan. Walau beritanya sudah lama, orang tuanya baru tahu,” ujarnya. Andik berharap Mega kooperatif untuk memberikan klarifikasinya. Sehingga dapat dicarikan jalan keluar untuk permasalahan yang dihadapi. Beberapa hari sebelumnya, kata dia, ada pihak salah satu bank yang datang untuk mencari keterangan terkait hal tersebut. ”Tapi, saya sendiri belum bisa kasih keterangan apa-apa,” paparnya.

Sementara itu, Kapolsek Takeran AKP Sutiyana menyatakan, polisi masih sebatas melakukan pengumpulan informasi terkait hal tersebut meskipun hingga saat ini tidak ada laporan dari pihak-pihak yang merasa dirugikan. Polisi akan mencari pihak-pihak yang berada di balik pemberitaan, modus yang dilakukan, maupun keterangan Mega. ”Sampai saat ini kami belum terima laporan sama sekali. Tapi, kami tetap cari data yang ada. Sebab, ini banyak korban yang dirugikan,” ungkapnya.

Berdasar informasi, rumah Mega beberapa hari ini dikunjungi banyak tamu. Beberapa informasi menyebutkan bahwa Mega berada di rumahnya. Namun, pihak keluarga tertutup terhadap hal tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar