Minggu, 18 Januari 2015

( Inspirasi ) warga Banjarnegara rebutan air cucian kaki Jokowi -ngalap berkah !!


Banjarnegara – Entah belum memahami tauhid atau karena begitu susahnya beban kehidupan atau mungkin juga karena keduanya, sejumlah warga menganggap berkah bekas air yang digunakan untuk membasuh kaki Presiden Joko Widodo.


Peritiwa itu bermula setelah Jokowi meninjau lokasi longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah, Ahad (14/12), sepatu kerja pantofel yang ia kenakan semula bewarna hitam mengkilat, berubah warna jadi coklat karena lumpur.

Jokowi pun membersihkan kaki dan sepatunya sendiri dengan menggunakan air yang sudah disiapkan di dalam ember oleh relawan. Saat membersihkan lumpur di sepatu, Jokowi pun tidak segan mengusap-usap kakinya dengan menggunakan tangan di hadapan ratusan warga yang saat itu mengerubutinya.
Selesai membersihkan sepatu dan tanganya menggunakan air bersih, Jokowi langsung naik ke mobil dan meninggalkan lokasi untuk menuju ke posko logistik. Di sana dia menyerahkan bantuan berupa selimut kepada pengungsi.

Sesaat setelah Jokowi masuk ke dalam mobil, entah pikiran apa yang merasuki ratusan warga, mereka yang sudah sejak awal berdesak-desakan untuk melihat lebih dekat orang nomor satu di negeri ini, langsung menyerbu sisa air cucian Jokowi untuk membasuh muka. Mereka menganggap bahwa air bersih sisa yang digunakan Jokowi dapat membawa berkah.

“Alhamdulilah saya senang, bisa basuh muka saya dengan air bersih sisa milik Pak Jokowi. Ya semoga berkah,” ujar Marnoto, warga Desa Pencil, Kecamatan Karangkobar, usai membasuh muka dengan air bersih sisa Jokowi.

Warga lainnya, Yuni (26) berharap setelah membasuh mukanya dengan air bersih sisa dari Presiden RI dapat mendapat keberkahan.

“Ya moga-moga aja nasib saya ke depan bisa sukses kayak Pak Presiden,” kata dia.

Padahal dalam ajaran Islam, mencari berkah (tabarruk) pada makhluk seperti pada kubur, pohon, batu, manusia yang masih hidup atau telah mati adalah perbuatan syirik.
Orang-orang yang bertabarruk ingin mendapatkan barokah dari makhluk (bukan dari Allah), atau jika bertabarruk dengan makhluk tersebut dapat mendekatkan dirinya pada Allah Ta’ala, atau ingin mendapatkan syafa’at dari makhluk tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang musyrik terdahulu, maka seperti ini termasuk syirik akbar.

Kelakukan semacam ini adalah sejenis dengan perbuatan orang musyrik pada berhala atau sesembahan mereka. Mengenai hal ini terdapat dalam hadits Abu Waqid Al Laitsi yang mengisahkan tentang orang-orang musyrik yang menggantungkan senjata-senjata mereka pada sebuah pohon. Perbuatan yang dilakukan oleh mereka ini dianggap oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai syirik akbar.

Ini bisa menjadi inspirasi agar kita terus belajar tentang agama, sehingga tak terpengaruh oleh hal2 yang umum, tapi justru bertentangan dengan hukum2 Islam.

Sumber: Tribun, Rumaysho.com

0 komentar:

Posting Komentar